Teknik Dalam Penelusuran Goa

Teknik Dalam Penelusuran Goa

Ada 2 macam Goa yakni Goa Horisontal dan Goa Vertikal. Goa Horizontal adalah goa yang mempunyai lorong berbentuk horizontal namun demikian bukan lurus saja tetapi mempunyai kelokan dan lorong yang naik turun, sedangkan Goa Vertikal adalah Goa yang mempuyai lorong berbentuk vertikal mirip sumur yang biasa disebut dengan Goa potholing.

1. Goa Horisontal
Medan pada Goa horizontal sangat bervariasi, mulai dari lorong kering yang sangat mudah ditelusuri, sampai dengan lorong yang sangat membutuhkan teknik yang khusus untuk dapat melewatinya.




Lumpur
Lorong yang berlumpur dapat dilewati dengan mudah kalau Lumpur tersebut tidak terlalu tebal, tetapi dalam ketinggian Lumpur sampai di lutut atau bahkan sampai setinggi perut kita tidak dapat dengan mudah melaluinya, kita harus dapat bergerak seperti berenang. Dengan posisi ini kita akan lebih mudah bergerak dan menghemat tenaga.

Air
Untuk lorong yang berair kita harus mengetahui seberapa dalam airnya. Kadang kita harus berenang di dalam Goa. Yang harus diingat berenang di dalam Goa sangat berbeda dengan berenang di kolam renang, Karena di dalam Goa kita menggunakan pakaian lengkap dengan sepatu lapangan bahkan kadang kala kita harus membawa perlengkapan seberat 10 kg.
Dalam kondisi ini pemakaian pelampung sangat berguna, selain untuk menghemat tenga juga memudahkan dalam bergerak. Untuk Goa yang airnya sangat panjang, melewatinya dapat di gunakan perahu karet. Ada lagi lorong yang hampir di penuhi dengan air, hanya sedikit ruangan yang tersisa. Untuk melewati lorong seperti ini kita harus melakukan DUCKING yaitu kepala mengadap ke atas (tengadah keatap). Kadang–kadang kita melakukan ducking ini sambil jongkok bahkan dengan berbaring, apabila badan kita tidak dapat masuk seluruhnya.

Climbing
Dalam suatu penelusuran Goa terkadang kita menjumpai air terjun ataupun lorong lain yang terletak di atas. Untuk dapat melanjutkan penelusuran kita harus memanjat, seperti menggunakan pengaman sisip, bor tebing untuk pemasangan lintasan, yang melakukan adalah leader dan kemudian anggota yang lain melewatinya dengan SRT. Teknik rock climbing harus bisa di lakukan pada kondisi medan seperti :
  • Aliran air yang deras dan kita tidak mengetahui kedalamannya.
  • Gua yang berbentuk celah dan menyempit bagian dasarnya
  • Sungai besar atau danau yang dalam.
  • Pemasangan rigging pada waterfall.
  • Menghindari calcite floor atau oolith floor.
Goa Tertutup Air.
Satu-satunya cara untuk melewati Sump adalah dengan melakukan diving (selam), dengan set diving atau free diving.



2. Goa Vertikal
Biasanya untuk penelusuran Goa vertical digunakan system SRT. SRT (Single Rope ecnique) yaitu teknik untuk melintasi lintasan vertical yang berupa satu lintasan tali. Teknik ini mengutamakan keselamatan dan kenyamanan saat melintasi tali. Ada beberapa macam system SRT yang biasa digunakan orang :
a. Texas system Menggunakan 2 hand Ascender yang dihubungkan dengan Cowstail yang ujung pendek di posisi bawah di tambah foot loop, sedangkan yang lain dilewatkan ke dalam penyambung chest harness dan dipegang tangan.
b. Frog Rig System Sistem ini sering di sebut dengan sit and stand system, karena saat meniti tali digerakan seperti orang berdiri lalu duduk, sampai saat ini cara ini paling banyak digunakan karena kenyamanan, keamanan dan kecepatan. Selain system tersebut masih ada lagi system yang lain, seperti :
  • System Rope Walker
  • Michele System
  • Floting cam Sistem
  • Jummar system
Lintasan Vertikal
Dalam Lintasan ada beberapa macam variasi lintasan yang dapat kita temui, yakni:

A. Intermediate
Lintasan ini bertujuan untuk menghindari friksi pada dinding Goa dengan membuat anchor pada titik gesekan. Dengan kata lain intermediate adalah stasiun tali utama yang kedua. Karena kita tidak mungkin melakukan ascending, yang dikawatirkan tali utama akan mengalami friksi yang sangat, dengan dinding Goa. Berarti disini kita akan pindah lintasan ke tali utama yang kedua.

Caranya seperti berikut.
  • Pasang Cowstail pendek pada anchor, pada saat posisi descender sejajar dengan anchor.
  • Turunkan lagi sampai beban badan ada pada cowstail pendek.
  • Pasang cowstail pada hanging belay, buka ascender yang sudah bebas beban.
  • Pasang tali bawah pada descender, jangan lupa membuat posisi terkunci pada descender.
  • Buka cowstail pendek, caranya dengan berdiri pada foot loop
  • Buka kunci dan lanjutkan Ascending.
B. Deviasi
Lintasan ini juga untuk menghindari friksi tali dengan dinding Goa dengan menarik tali ke arah luar dari titik gesekannya. Deviasi berfungsi hampir sama dengan intermediate, hanya dalam deviasi tidak bisa di kenakan beban tubuh kita, karena hanya berfungsi sebagai pengaman tali agar tidak friksi dengan dinding Goa. Adapun teknik descending adalah sebagai berikut :
  • Kunci descender pada saat descender menekan runner.
  • Pasang Cowstail pada runner.
  • Buka runner dan pasang di atas descendeer dan lanjutkan dengan ascending.
C. Lintasan Sambungan Tali
Rintangan ini berupa simpul yang menyambung 2 buah tali pada satu lintasan vertical.
Hal ini sering kali kita jumpai pada saat melakukan penelusuran Goa bila tali utama tidak cukup sampai ke dasar, kita harus menyambung tali. Cara ascending melalui sambungan tali adalah sebagai berikut :
  • Pasang Cowstail pada safety loop figure of eight knot.
  • Pindahkan foot loop Jummar ke tali atas sambungan.
  • Buka descender dan pasang tali bawah ke descender dan buat poisi mengunci.
  • Buka croll dengan bantuan foot loop.
  • Lanjutkan dengan descending setelah melepas Cowstail dan foot Loop jummar

Load comments